JNGOLD.ID - Bagi sebagian besar gen Z yang kini berusia pertengahan hingga akhir 20an, topik tentang dana pensiun mungkin terdengar asing, bahkan membosankan. Di usia dua puluhan, kebanyakan dari kita masih sibuk mengejar karier, membangun kehidupan sosial, main dan coba hal-hal baru, atau menata masa depan yang rasanya baru dimulai. Kata "pensiun" seolah terlalu jauh untuk dipikirkan sekarang.
Namun justru di titik inilah waktu yang tepat untuk mempersiapkan waktu pensiun dengan baik. Karena semakin dini kita memulainya, semakin banyak waktu yang kita miliki untuk merancangnya dengan matang tanpa tekanan dan tanpa tergesa-gesa. Banyak orang menunda memikirkan masa tua karena merasa masih punya banyak waktu. Sayangnya, waktu tidak pernah berhenti berjalan. Dan ketika kesadaran itu datang di usia 40-an, kadang semuanya sudah terlambat atau jadi terlalu berat untuk dikejar.
Yang jarang disadari adalah bahwa masa pensiun bukan sekadar fase akhir hidup, tapi masa di mana kita ingin bebas. Bebas dari tekanan pekerjaan, bebas dari ketergantungan finansial, dan bebas menjalani hidup dengan damai. Tapi kebebasan itu tidak datang dengan sendirinya. Semua harus direncanakan, dan salah satu cara terbaik untuk merencanakannya adalah dengan mulai menabung sejak muda.
Bayangkan kamu mulai menyisihkan sebagian kecil dari penghasilanmu sejak awal punya penghasilan sendiri. Cukup sekitar 20% dari penghasilan setiap bulannya, jika dilakukan secara konsisten dan ditempatkan pada instrumen investasi atau tabungan jangka panjang yang tepat, maka jumlah tersebut bisa berkembang dan memberi keuntungan.
Salah satu pilihan tempat menyimpan dana pensiun yang cukup populer dan relatif aman adalah emas. Emas telah lama dikenal sebagai instrumen lindung nilai (hedging) yang tahan terhadap inflasi dan gejolak ekonomi. Nilainya cenderung naik terus dalam jangka panjang, dan mudah dicairkan(dijual) saat dibutuhkan.
Keuntungan lain dari menyimpan dana pensiun dalam bentuk emas adalah sifatnya yang tidak mudah “tergerus” oleh gaya hidup. Emas fisik, misalnya, tidak bisa digunakan untuk belanja online secara impulsif. Ini bisa membantu kamu menjaga komitmen menabung dan tidak tergoda memakai uang yang seharusnya disimpan untuk masa depan.
Namun jika kamu menunggu hingga usia lebih dewasa seperti 35 atau 40 tahuan, maka kamu harus menyisihkan jumlah yang jauh lebih besar untuk mencapai hasil yang diharapkan. Satu hal penting yang perlu menjadi pertimbangan adalah bahwa diusia tersebut, pengeluaran atau kebutuhan kamu kemungkinan besar sudah mulai bertambah. Kebutuhan tersebut diantaranya untuk keluarga, anak, cicilan rumah, hingga biaya kesehatan.
Mempersiapkan masa depan yang lebih tenang, lebih aman, dan lebih nyaman memerlukan disiplin yang kuat. Karena hal ini dilakukan untuk jangka waktu yang panjang, terkadang bisa terasa membosankan dan tergoda untuk menggunakannya untuk hobi ataupun healing semata. Untuk itu, dana yang dikhususkan untuk masa depan perlu disimpan pada tempat yang memang khusus yang tidak akan mudah untuk terpakai.
Jadi, kapan waktu yang tepat bagi Gen Z untuk mulai mempersiapkan dana pensiun? Jawabannya sederhana dan tegas, yaitu sekarang. Bukan besok, bukan minggu depan, bukan ketika gaji naik dua kali lipat. Tapi sekarang, di usia muda, ketika beban hidup belum terlalu berat dan kamu masih punya ruang untuk belajar, mencoba, dan membangun fondasi keuangan yang kuat.
Karena pada akhirnya, masa tua adalah hasil dari keputusan-keputusan kecil yang kamu ambil hari ini. Kamu bisa memilih untuk menundanya dan hidup dalam kekhawatiran di masa depan, atau kamu bisa memilih untuk mulai dari sekarang, dengan langkah kecil, tapi penuh arah dan harapan.
Dan ketika kelak kamu duduk di beranda rumah, di usia 60-an, menyesap kopi sambil tersenyum memandangi langit sore, kamu akan berterima kasih pada dirimu yang muda, karena telah berani memikirkan masa depan lebih awal.