Sesuai Prediksi, Harga Emas Dunia Tembus Rekor US$4.000, Sejarah Baru di Tengah Gejolak Global

8 Okt. 2025, 14.08 | Admin
Image

JNGOLD.ID - Harga emas kembali memberi kejutan dengan mencatatkan sejarah baru. Untuk pertama kalinya, logam mulia ini berhasil menembus level US$4.000 per troy ons di pasar spot pada Rabu (8/10/2025). Berdasarkan data Refinitiv, harga emas sempat menyentuh US$4.006,08 per troy ons pada pukul 09.31 WIB, atau naik 0,56% dibandingkan hari sebelumnya. Kenaikan ini menjadi tonggak baru dalam perjalanan panjang emas sebagai aset pelindung nilai paling populer di dunia.

Lonjakan harga emas kali ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Sepanjang tahun 2025 saja, harga emas di pasar spot telah melesat sekitar 51,82%, setelah tahun sebelumnya naik 27%. Dengan kata lain, tren kenaikan emas sudah berlangsung lama, seiring meningkatnya minat investor terhadap aset yang dianggap aman di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global.

Beberapa faktor utama menjadi pendorong kuat di balik kenaikan ini. Pertama, ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan kembali memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Penurunan suku bunga biasanya menekan nilai dolar AS dan membuat emas menjadi lebih menarik bagi investor global. Kedua, meningkatnya ketegangan geopolitik di berbagai wilayah seperti Timur Tengah, Ukraina, hingga gejolak politik di Prancis dan Jepang turut memicu lonjakan permintaan terhadap emas sebagai aset lindung nilai.

Selain itu, faktor-faktor fundamental seperti utang global yang membengkak, diversifikasi cadangan devisa oleh bank sentral, serta pembelian agresif emas oleh bank sentral dunia juga memperkuat tren kenaikan harga. Investor institusional pun mulai meningkatkan kepemilikan emas melalui ETF berbasis emas, yang semakin mempersempit pasokan di pasar.

Tai Wong, analis logam independen, menilai pasar kini sangat yakin dengan reli emas ini. “Target berikutnya jelas di level psikologis US$5.000, apalagi jika The Fed terus menurunkan suku bunga,” ujarnya.

Sementara itu, analis UBS Giovanni Staunovo menambahkan bahwa fenomena “fear of missing out” atau rasa takut tertinggal juga ikut mendorong kenaikan harga. Banyak investor memilih tetap membeli emas meski harganya sudah tinggi, karena khawatir harga akan terus melesat.

Dengan kombinasi ekspektasi penurunan suku bunga, melemahnya dolar AS, serta meningkatnya ketidakpastian global, emas kembali membuktikan dirinya sebagai tempat perlindungan nilai paling kokoh di tengah badai ekonomi dunia. Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin rekor baru di level US$5.000 per troy ons akan menjadi babak berikutnya dalam sejarah panjang kilau emas dunia.