Harga Emas Dunia Turun Tajam Setelah Cetak Rekor Tertinggi, Apa yang Terjadi?

22 Okt. 2025, 16.00 | Admin
Image

JNGOLD.ID - Setelah reli panjang yang membawa harga emas menembus rekor tertinggi di US$4.381 per troy ons, pasar emas global akhirnya mengalami koreksi tajam. Pada perdagangan awal pekan ini, harga emas spot turun sekitar 5,5% ke US$4.115 per troy ons, menjadi penurunan harian terdalam sejak tahun 2020.

Meski penurunan ini terlihat drastis, pergerakan tersebut terjadi setelah kenaikan harga emas yang sangat signifikan sepanjang tahun 2025 yaitu mencapai hampir 60% sejak awal tahun. Lonjakan tersebut selama ini didorong oleh meningkatnya ketidakpastian geopolitik, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve, serta pembelian besar-besaran emas oleh berbagai bank sentral dunia.

Kini, setelah kenaikan cepat yang berlangsung selama berbulan-bulan, pasar memasuki fase pengambilan keuntungan (profit taking) secara masif. Banyak investor global memilih merealisasikan cuan setelah harga emas dinilai sudah “naik terlalu cepat dan terlalu tinggi”.

Koreksi besar ini sebenarnya merupakan bagian alami dari siklus pasar. Namun, ada beberapa faktor utama yang memperkuat tekanan jual di pasar emas global:

  1. Penguatan Dolar AS
    Dolar yang menguat membuat harga emas terasa lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sehingga minat beli jangka pendek pun menurun.

  2. Kenaikan Pasar Saham Global
    Saat indeks saham di Amerika Serikat dan Asia menguat, sebagian investor berpindah ke aset berisiko, meninggalkan logam mulia sementara waktu.

  3. Tekanan Likuiditas Global (Liquidity Crunch)
    Sejumlah analis menilai penurunan harga emas kali ini juga disebabkan oleh kondisi likuiditas yang ketat di pasar keuangan global. Banyak investor besar menjual aset yang sedang untung termasuk emas untuk memenuhi kebutuhan kas dan margin call. Situasi seperti ini pernah terjadi pada awal pandemi tahun 2020, ketika investor panik menarik dana dari berbagai aset

  4. Keretakan di Pasar Kredit Swasta
    Pertumbuhan pesat pasar kredit swasta di Amerika Serikat kini mulai menimbulkan kekhawatiran. Beberapa tanda gagal bayar mulai muncul, sementara tingkat utang rumah tangga AS juga berada di level rekor. Kondisi ini membuat sebagian pelaku pasar menahan diri dari aset berjangka panjang, termasuk emas, untuk menjaga likuiditas.

Apakah Tren Naik Emas Sudah Berakhir?

Banyak analis berpendapat bahwa koreksi tajam ini tidak menandakan akhir dari tren naik emas, melainkan fase wajar setelah kenaikan besar.

Faktor fundamental yang selama ini menjadi pendorong utama harga emas seperti ketidakpastian geopolitik, pelemahan dolar AS, potensi penurunan suku bunga, serta pembelian emas oleh bank sentral dunia, masih tetap kuat. Selain itu, permintaan emas dari Asia, terutama sebagai lindung nilai terhadap pelemahan mata uang dan pasar properti yang lesu, juga masih tinggi.

Dengan kata lain, penurunan harga kali ini lebih mirip “istirahat sejenak” di tengah tren panjang yang masih positif. Bagi sebagian investor, momen seperti ini justru dianggap sebagai peluang untuk membeli di harga yang lebih rendah (buy the dip).

Harga Emas Domestik Turut Terkoreksi

Koreksi di pasar global juga berdampak pada harga emas di dalam negeri. Setelah sempat menembus level tertinggi pekan lalu, harga emas batangan di pasar domestik kini mengalami penurunan yang cukup signifikan. Namun, jika dibandingkan dengan posisi harga beberapa minggu sebelumnya, nilai emas masih berada jauh lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tren jangka panjang masih tetap positif meskipun terjadi tekanan jangka pendek.

Apa yang Sebaiknya Dilakukan Investor?

Dalam kondisi pasar seperti ini, investor disarankan untuk tetap tenang dan bijak dalam mengambil keputusan. Selama beberapa waktu ini investor dapat terus memantau harga emas, lalu investor juga dapat melakukan nabung emas dengan metode Dollar Cost Averaging atau pembelian secara bertahap, yang mana dengan cara ini, risiko fluktuasi harga dapat ditekan karena pembelian dilakukan secara berkala di berbagai level harga. 

Koreksi tajam yang terjadi saat ini merupakan bagian dari dinamika alami pasar setelah reli panjang yang luar biasa.
Selama faktor-faktor fundamental seperti ketidakpastian global, pelemahan dolar, dan kebijakan moneter longgar masih mendukung, emas tetap menjadi aset lindung nilai utama bagi investor jangka menengah hingga jangka panjang.

Bagi kamu yang ingin memanfaatkan momen ini, penurunan harga emas bisa menjadi kesempatan ideal untuk menambah koleksi tabungan emas kamu bersama J&N Gold.